Kembangkan Klaster Agribisnis, Petani Muda Subang Sukses Usaha Padi Ketan

BOGOR-WARTA BOGOR – Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor selaku Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Jawa Barat Kembali mempertemukan para petani muda dalam Milenial Agriculture Forum (MAF) pada Sabtu (09/12).

Acara yang dikemas secara virtual kali ini menghadirkan Teguh Deni Aljabar, selaku koordinator Klaster Komoditas Padi Ketan dari Kabupaten Subang, Jawa Barat dan berhasil melibatkan ratusan peserta pada MAF kali ini yang tertarik untuk belajar dan sharing knowledge mengenai klaster komoditas padi ketan.

Kepala BPPSDM Pertanian, Dedi Nursyamsi menuturkan bahwa sekarang ini dibutuhkan sekelompok anak muda yang memiliki loyalitas dan integritas tinggi untuk memajukan sektor pertanian Indonesia.

“Sudah saatnya pertanian dikelola oleh generasi muda yang menggunakan kreativitas dan inovasinya sehingga pertanian kedepan menjadi pertanian modern yang tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya tetapi juga berorientasi ekspor. Saat ini kita telah memiliki banyak petani muda sekaligus enterpreneur di bidang pertanian,” paparnya.

Sementara itu, dalam sambutannya, Rudi Hartono selaku Plh. Direktur Polbangtan Bogor mengatakan bahwa ketika berbicara mengenai klaster, kita berbicara jaringan. “Bagaimana kerja menjadi ringan, dan hasil menjadi baik. Bagaimana menunggu rezeki yang dicontohkan seperti jaring laba-laba yang saling terkoneksi”, ujar Rudi.

Wakil Direktur 1 ini berharap, petani muda di daerah lain dapat meniru dapat pola bisnis yang saat ini sedang dikembangkan di wilayah Binong, Subang ini supaya tertular keberhasilan dalam memajukan produktivitas pertanian nasional.

Acara yang dibawakan oleh Elis Elsani dengan moderator Lili Nurendahsari selaku Financial Advisor untuk wilayah Subang ini berlangsung cukup interaktif dibuktikan dengan cukup banyak peserta yang aktif pada sesi diskusi.

Idha Widi Arsanti, selaku Kapusdiktan mengatakan bahwa klister komoditas ini penting karena petani itu harus naik kelas. “Ketika skala ini bisa berkembang dengan cukup baik, petani muda akan bisa menyumbangkan kiprahnya terhadap meningkatnya produktivitas pertanian di Indonesia hanya dengan melembaga”, ujar Santi.

Santi menambahkan, bahwa kinerja tim akan mempercepat pertumbuhan pertanian skala nasional. “Jika hanya individu, pengembangannya menjadi kurang optimal. Jika individu perlu waktu yang lama. Jika berlembaga, maka manfaat atau keuntungan yang diperoleh akan menjadi lebih besar”, imbuh Santi.

Klaster Komoditas Padi Ketan Mitra Usaha Tani Binong, Subang ini sama-sama saling berkaitan antara pembudidaya, off taker atau pengepul, dan pengolahan beras ketan sehingga terbentuk klaster Mitra Usaha Tani.

Pembentukan klaster ini berawal dari kendala-kendala yang dialami oleh petani muda di Binong. Mulai dari peralatan untuk sawah, dan pengolahan padi yang masih minim, sampai pada kendala pemasaran yaitu kurang memahami tempat untuk melakukan pemasaran produknya. Sehingga dengan adanya klaster dapat meminimalisir hal-hal yang tidak terduga. Dengan tujuan awal pembentukan klaster dapat mempermudah dalam hal budidaya, penggilingan menjadi beras ketan dan pengolahan menjadi bahan cemilan seperti opak, rengginang, dodol yang berbahan baku padi ketan.

Teguh memaparkan bahwa padi ketan memiliki keunggulan diantaranya: memiliki ciri khas tersendiri, terutama di daerah kecamatan Binong, hampir 90% areal pertanian ditanami padi ketan. Selain itu, produktivitas gabah yang tinggi. Dalam hitungan per hektar dapat menghasilkan padi ketan antara 8-9 ton. Ditambah lagi dengan potensi permintaan pasar yang cukup tinggi. Karena hasil dari padi ketan ini memiliki potensi bisnis baik dari hulu maupun ke hilir.

Pertama bisa dikonsumsi secara langsung maupun olahan berupa rengginang dan opak. Laris manis. Ada nilai tambah yang lebih bagus lagi. Jika bisa mengolah menjadi tepung ketan dan dipasarkan kepada pabrik yang menghasilkan jajanan atau oleh-oleh dalam skala besar.
Jangan ragu untuk menggunakan smart farming dan teknologi. Karena dengan itu, pekerjaan menjadi lebih mudah dan efisien.

Mengenai strategi penguatan kapasitas klaster agribisnis padi ketan. Aminudin selaku Project Manager YESS PPIU Jawa Barat menyampaikan pentingnya regenerasi petani melalui program YESS. Diantaranya memastikan kelangsungan aktivitas pertanian dengan melibatkan generasi muda, generasi muda memiliki keterampilan teknologi yang lebih baik, mendukung pembangunan pedesaan dengan praktik pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, serta mengurangi laju urbanisasi dan menciptakan kemandirian ekonomi di tingkat lokal-nasional.

“Kenapa padi ketan menjadi klaster agribisnis dalam program YESS? Karena tren permintaan padi ketan tidak memiliki pola khusus, namun cenderung meningkat. Masing-masing 18,8% per tahun untuk wilayah perkotaan dan 14,4% di wilayah pedesaan”, pungkas Amin. (wsd)