RI dan Mesir Sepakat Genjot Perdagangan, ini Bocorannya

JAKARTA – WARTA BOGOR – Indonesia dan Mesir telah menandatangani nota kesepahaman untuk membentuk Komite Perdagangan Bersama atau Joint Trade Community (JTC). Penandatanganan itu telah dilakukan pada 15 Mei 2023 lalu.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan, penandatanganan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kerjasama di bidang perdagangan antara Indonesia dan Mesir. Sebab, menurutnya masih ada potensi yang masih bisa digali pada kerjasama ini.

Per 2022, total perdagangan Indonesia dan Mesir mencapai US$ 1,57 miliar atau Rp 23,2 triliun (kurs Rp 14.811). Nilai tersebut terdiri atas ekspor Indonesia ke Mesir US$ 1,34 miliar dan nilai impor Indonesia dari Mesir US$ 0,23 miliar. Neraca perdagangan Indonesia surplus US$ 1,11 miliar atau 16,2 triliun.

“Forum ini sendiri mungkin akan dilaksanakan dalam jangka waktu beberapa bulan ke depan paling cepat, atau mungkin selambat-lambatnya di awal tahun depan, dan tentunya kita harapkan forum ini bisa menjadi salah satu sarana maupun wahana bagi kedua belah pihak untuk membicarakan ataupun membuka peluang pembicaraan kerjasama perdagangan,” ungkapnya saat konferensi pers secara daring, Senin (22/5/2023).

Forum ini akan dipimpin oleh pejabat setingkat eselon 1 pemerintah. Dari Indonesia akan dipimpin oleh Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Djatmiko Bris Witjakson, sementara dari Mesir akan dipimpin oleh First undersecretary-Egyptian Commercial Service Yahya El-Wathik Bellah.

Ruang lingkup dari nota kesepahaman yang disepakati kedua negara yang pertama adalah kerjasama di bidang promosi perdagangan, baik melalui pameran, misi dagang, misi pembelian dan lainnya. Kedua, pertukaran informasi baik yang dibutuhkan kedua belah pihak maupun yang butuh diskusikan untuk kerjasama.

Ketiga, pemerintah sepakat untuk mendorong dan melakukan promosi usaha di tingkat pelaku usaha kecil dan menengah. Keempat, membuka peluang diskusi lebih lanjut terkait hal teknis dan standar terkait perdagangan.

“Dan juga kita membuat satu window khusus manakala diperlukan ada kerjasama hal lain yang saat ini belum teridentifikasi tetapi di kemudian hari dirasakan kebutuhannya, kita akan menggunakan forum JTC ini sebagai sarana untuk membicarakan hal tersebut,” pungkasnya.

Sumber : detikNews