33 Mahasiswa Polbangtan Kementan Terjun ke Kalimantan Tengah Dukung Program Cetak Sawah Rakyat

BOGOR-WARTA BOGOR – Sebanyak 33 mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor dari Jurusan Pertanian dan Peternakan diberangkatkan ke Kecamatan Dadahup, Kalimantan Tengah pada Rabu (24/9). Mahasiswa tersebut terdiri dari 18 orang Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan (PPB) dan 15 orang Program Studi Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan (PPKH). Mereka turut didampingi dua orang dosen, yaitu Arif Prastiyanto dan Bayu Adirianto.

Keikutsertaan mahasiswa ini merupakan bentuk dukungan nyata terhadap program Cetak Sawah Rakyat yang digagas oleh Kementerian Pertanian sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan nasional. Selama satu bulan penuh, mahasiswa akan tinggal di lokasi sekaligus terjun langsung mendampingi Brigade Pangan di Dadahup dalam mengelola usaha tani. Kehadiran mereka diharapkan mampu mempercepat realisasi program melalui penerapan ilmu dan keterampilan yang diperoleh di bangku kuliah.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa keterlibatan mahasiswa pertanian menjadi energi baru bagi pembangunan pangan Indonesia. “Generasi muda harus hadir dan mengambil peran nyata dalam mewujudkan swasembada pangan. Dengan semangat, pengetahuan, dan inovasi yang mereka bawa, kita optimis program ini akan memberikan hasil yang signifikan bagi kemandirian pangan nasional,” ujarnya.

Program Cetak Sawah Rakyat sendiri merupakan langkah strategis pemerintah dalam membuka lahan baru dan meningkatkan kapasitas produksi beras nasional. Kalimantan Tengah dipilih sebagai salah satu lokasi prioritas karena memiliki potensi lahan luas yang mendukung pengembangan pertanian skala besar.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, turut memberikan apresiasi atas kontribusi mahasiswa. “Ini adalah momentum penting untuk menghubungkan dunia akademik dengan dunia kerja nyata. Mahasiswa Polbangtan tidak hanya belajar, tetapi juga menjadi bagian dari solusi pembangunan pertanian nasional,” tegasnya.

Direktur Polbangtan Bogor, Yoyon Haryanto, menambahkan bahwa keberangkatan mahasiswa ke Dadahup merupakan sarana pembelajaran yang tidak ternilai. “Kami ingin mahasiswa tidak hanya memahami teori di kelas, tetapi juga mengasah kemampuan adaptasi, kolaborasi, dan inovasi di lapangan. Dengan demikian, mereka akan tumbuh sebagai calon pemimpin pertanian yang siap menghadapi tantangan masa depan,” katanya.

Selain mendampingi petani, mahasiswa juga akan dilibatkan dalam berbagai kegiatan teknis, mulai dari pemetaan lahan, pengolahan tanah, penanaman, hingga monitoring pertumbuhan padi dan analisis usaha tani. Kehadiran mereka diharapkan dapat meningkatkan efisiensi serta memberikan masukan berbasis teknologi dan praktik pertanian modern.

Melalui keterlibatan ini, mahasiswa tidak hanya menambah pengalaman lapangan, tetapi juga membangun rasa tanggung jawab untuk ikut serta dalam mewujudkan swasembada pangan Indonesia. Langkah ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan perguruan tinggi dapat menjadi motor penggerak penting dalam pembangunan pertanian nasional. (agm)