BANDUNG – WARTA BOGOR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat merilis 12 wilayah yang mengalami kekeringan dengan status siaga darurat, dan satu daerah berstatus tanggap darurat kekeringan.
“Kalau siaga, darurat tidak hanya kekeringan tapi termasuk hidrometeorologi. Kemudian kekeringan, saat ini. Ada 12 kabupaten/kota siaga darurat, satu tanggap darurat. Ini masih siaga darurat, cenderung lebih ter-handle belum sampe butuh banget air bersih,” ujar Plh Kepala Pelaksana BPBD Jawa Barat, Anne Hermadianne Adnan, Selasa (3/9/2024).
12 wilayah yang berstatus siaga darurat kekeringan itu diantaranya Kabupaten Majalengka, Kota Bekasi, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Karawang, Kabupaten Ciamis, Kota Depok, Kota Cirebon, dan Kabupaten Garut. Kabupaten Bekasi jadi satu-satunya yang berstatus tanggap darurat kekeringan.
Anne juga mengungkapkan bahwa kekeringan ini menyebabkan kekurangan air bersih di 8 kabupaten/kota yakni Kabupaten Bogor, Karawang, Bandung, Bekasi, Garut, Kuningan, Pangandaran, dan Subang. Semuanya berdampak pada 34 kecamatan, 54 desa, 17.771 Kepala Keluarga (KK).
“Paling banyak di Kabupaten Bogor paling banyak terdampak. Ada 27.387 jiwa terdampak, di 9.634 di 19 desa, 13 kecamatan,” kata Anne.
Menanggapi potensi bencana tersebut, Pemprov Jawa Barat telah mempersiapkan Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp 124 miliar. Hal tersebut disampaikan Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin bahwa BTT digulirkan untuk semua kepentingan, termasuk kekeringan.
“Semua daerah sudah disiapkan BTT. Provinsi siaga darurat untuk mengingatkan, bahwa sekarang masih musim kemarau. Sementara untuk daerah tanggap darurat bisa pakai alokasi BTT, jadi kalau ada kekeringan segala macam lebih mudah untuk menggunakan APBD,” kata Bey.
Sementara, untuk penyaluran air bersih, sudah dilakukan oleh Pemda Provinsi Jabar untuk menangani beberapa daerah yang mengalami kekeringan.
Sumber: detikjabar
