JAKARTA-WARTA BOGOR– Komunitas Emak Kantoran, wadah bagi ribuan perempuan Indonesia untuk berbagi dan bertumbuh dalam menyeimbangkan peran domestik dan publik, merayakan ulang tahun ke-6 dengan semangat yang membara.
Sebagai puncak perayaan milad, Emak Kantoran menggelar Sharing Session Special Milad melalui Zoom Meeting bersama Dr. Oki Setiana Dewi, S.Hum, M.Pd. Acara bertajuk “Menjadi Cahaya di Dua Dunia: Antara Rumah dan Ranah Publik” ini menghadirkan dialog inspiratif tentang bagaimana perempuan dapat hadir sepenuhnya sebagai istri dan ibu di rumah, sambil tetap berkarya dan berkontribusi di ranah publik tanpa kehilangan keseimbangan hidup.
Dalam tausiyahnya, Dr. Oki Setiana Dewi membagikan pengalaman dan nilai-nilai keteladanan perempuan di masa Rasulullah yang tetap berdaya dalam berbagai bidang. Beliau menegaskan bahwa perempuan memiliki hak untuk beraktivitas di luar rumah, berdakwah, belajar, dan bersosial selama sesuai dengan syariat dan tetap menjaga perannya sebagai penjaga keluarga.
Umma Oki juga menekankan pentingnya kemandirian dan keterampilan perempuan agar tetap bisa berdiri tegak kala badai menerpa. Beliau mencontohkan Zainab r.a., istri Ibnu Mas’ud r.a., yang bekerja dan bersedekah untuk keluarganya akan mendapat dua pahala: pahala kekerabatan dan pahala sedekah. “Perempuan yang bekerja dengan niat membantu keluarganya dan menjaga diri dari meminta-minta, mendapat pahala besar sebagaimana orang yang berjihad di jalan Allah,” paparnya, Sabtu, 18 Oktober 2025.
Selain itu, Umma Oki juga mengingatkan pentingnya kecerdasan emosional dan spiritual bagi ibu bekerja. Beliau mengupas lima bahasa cinta dalam keluarga: ucapan kasih dan panggilan sayang, sentuhan lembut, waktu berkualitas, pelayanan dan perhatian, serta hadiah dan doa tulus sebagai cara sederhana menjaga kedekatan dengan anak dan pasangan.
Dalam rangkaian acara Milad ke-6 ini, Komunitas Emak Kantoran meluncurkan dua inisiatif penting:
– Peluncuran Buku Antologi “Sayangi Bumi ala Emak Kantoran”: Kumpulan kisah inspiratif para emak yang bergerak di bidang lingkungan. “Buku ini lahir dari semangat para emak yang ingin berbuat sesuatu untuk lingkungan, sekecil apa pun langkahnya. Kami ingin menguatkan gerakan perempuan peduli bumi agar berdampak lebih luas dan berkelanjutan,” ujar Iif Syarifah, Founder Komunitas Emak Kantoran.
– Pendirian Yayasan EKA (Eka Indonesia Berkarya): Transformasi komunitas dengan memiliki badan hukum yayasan. “Semoga menjadi wadah untuk menggerakkan berbagai program sosial, pendidikan, dan lingkungan yang berlandaskan ketakwaan dan pemberdayaan perempuan. Kami ingin setiap kegiatan yang dilakukan bukan hanya bermanfaat bagi sesama, tetapi juga menjadi jalan kebaikan yang diridhai Allah,” tambah Iif Syarifah.
Menginjak usia enam tahun, Komunitas Emak Kantoran terus berkomitmen menjadi ruang belajar dan bertumbuh bagi para perempuan Indonesia, baik yang bekerja di rumah maupun di kantor.
Pewarta: Iskandar