JAKARTA – WARTA BOGOR – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kelas menengah di Indonesia berjumlah 47,85 juta jiwa pada 2024 atau setara 17,13% proporsi masyarakat Indonesia.
Namun, jumlah tersebut turun sebesar 9,48 juta jiwa selama periode 2019-2024, dari sebelumnya 57,33 juta jiwa.
Siapa saja yang termasuk kelas menengah? Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan kelas menengah di Indonesia didominasi oleh kalangan penduduk usia produktif seperti Gen X 24,77%, Milenial 24,60%, Gen Z 24,12% dan Gen Alpha 12,77%. Sisanya golongan boomers 12,62% dan pre-boomers 1,12%.
Selain itu, mereka adalah penyumbang utama konsumsi yang selama ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Kalau kita lihat usia dari penduduk kelas menengah, sekitar 1 dari 3 penduduk kelas menengah itu merupakan generasi Z dan generasi Alpha,” kata Amalia dalam konferensi pers, Jakarta, Jumat (30/8/2024).
Lebih dari separuh penduduk kelas menengah (62,24%) berpendidikan SMA sederajat dan perguruan tinggi. Sekitar 40,99% penduduk menuju kelas menengah juga berpendidikan SMA sederajat dan perguruan tinggi.
Mayoritas penduduk kelas menengah (72,89%) tinggal di wilayah perkotaan. Sementara lebih dari separuh penduduk menuju kelas menengah (58,68%) juga tinggal di wilayah perkotaan.
Dari segi pekerjaan, mayoritas kelas menengah memiliki pekerjaan di sektor formal. Meski begitu, jumlah pekerja di sektor formal pada kelompok kelas menengah mengalami penurunan dari 57,33 juta penduduk pada 2019 menjadi 47,85 juta penduduk pada 2024.
“Dalam 5 tahun terakhir proporsi pekerja kelas menengah yang berstatus formal mengalami penurunan sedikit,” ujar Amalia.
Sumber: detikFinance