41 Siswa Jadi Korban Ambruknya Lima Ruang Kelas SMKN 1 Gunung Putri, Begini Kondisinya

BOGOR – WARTA BOGOR – Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Bogor, Yudi Santosa, mengungkapkan hingga Senin 3 November 2025 malam, petugas gabungan Polres, Kodim, Damkar, dan BPBD masih berada di lokasi ambruknya lima ruang kelas SMKN 1 Gunung Putri.

Petugas gabungan masih melakukan pengamanan dan pemantauan situasi ambruknya ruang kelas SMKN 1 Gunung Putri.

“Perkembangan terakhir sampai dengan jam 18.48 malam ini di lokasi, teman-teman dari Polres, dari Kodim, kemudian didukung oleh kita dari Damkar dan BPBD, sebagai relawan kita masih mengamankan lapangan,” ujar Yudi.

Dari total 41 korban, sebagian besar mengalami luka ringan dan telah selesai menjalani observasi.

“Di Puskesmas dari 22 orang semuanya sudah bergeser pulang, hanya tinggal beberapa hasil observasi. Di Hermina dari dua orang, satu orang masih di sana karena perlu rawat inap. Di RSUD Cileungsi juga masih ada dua orang yang diobservasi,” jelasnya.

Sementara di Rumah Sakit Graha Kenari, dari 18 korban yang sempat ditangani, 17 di antaranya sudah diperbolehkan pulang, sedangkan satu siswa mengalami dislokasi.

“Jadi hanya tinggal beberapa orang yang sampai dengan malam ini masih dirawat, mungkin hanya sekitar lima,” sambungnya.

Yudi menegaskan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Dinas PUPR dan Polres Bogor untuk proses investigasi penyebab pasti ambruknya bangunan tersebut. Evakuasi barang-barang milik siswa juga telah selesai dilakukan.

Dari hasil pemeriksaan sementara, ambruknya lima ruang kelas itu dipastikan disebabkan oleh hujan deras disertai angin kencang yang terjadi sore hari.

Yudi mengatakan, sebuah dahan pohon besar sempat tumbang dan menimpa salah satu ruang kelas, hingga akhirnya struktur atap baja ringan saling menarik dan menyebabkan seluruh bangunan roboh secara bersamaan.

“Robohnya bangunan ini, satu bangunan lima kelas itu dipastikan akibat dari hujan besar dan angin yang cukup besar. Kemudian ada satu dahan pohon yang tumbang menimpa salah satu kelas, yang kemudian mengakibatkan semuanya jadi runtuh,” jelasnya.

Ia menambahkan, bangunan tersebut merupakan bangunan lama yang dibangun tahun 2003 dan terakhir direhabilitasi pada 2015.

“Jadi memang bangunannya yang sama-sama kita lihat sudah cukup tua,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Yudi memastikan tidak ada korban dengan luka berat. Rata-rata korban mengalami dislokasi dan luka ringan yang memerlukan observasi.

“Rata-rata ada dislokasi, jadi memang bukan luka berat. Menurut rumah sakit harus dulu diobservasi,” tutupnya.

 

 

 

 

Sumber: Radar Bogor