WARTA BOGOR – Ketupat atau lontong merupakan makanan khas yang identik dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri. Sebagai pengganti nasi, kedua hidangan ini biasanya disajikan bersama opor ayam, atau rendang.
Secara tradisional, ketupat atau lontong dibungkus menggunakan daun pisang atau janur.
Selain mampu memberikan aroma khas, daun pisang ataupun janur juga aman digunakan untuk membungkus ketupat atau lontong daripada menggunakan bahan plastik.
Selain memberikan aroma khas yang menggugah selera, bahan alami ini juga lebih aman digunakan dibandingkan plastik. Namun, beberapa orang mungkin belakangan mulai memilih plastik sebagai pembungkus ketupat atau lontong karena alasan tidak mau repot atau ingin kepraktisan.
Padahal, penggunaan plastik dalam proses memasak bisa menimbulkan risiko kesehatan yang berbahaya.
Lantas, apa saja bahaya yang dapat ditimbulkan dari penggunaan plastik sebagai pembungkus ketupat atau lontong?
Bahaya plastik yang dijadikan bungkus lontong atau ketupat
Meski praktis, penggunaan plastik tidak dianjurkan untuk dijadikan sebagai bungkus ketupat maupun lontong karena bisa memicu banyak gangguan kesehatan bagi tubuh.
Ahli gizi masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), DR. dr. Tan SHot Yen, M.hum, mengatakan pembungkus ketupat atau lontong yang menggunakan plastik bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius.
Tentunya, pembuatan ketupat atau lontong akan melalui proses pengukusan. Nah, ketika melalui proses tersebut, plastik yang berinteraksi dengan panas akan melepaskan zat kimia yang terkandung di dalamnya.
Zat kimia itulah yang kemudian bisa sangat berbahaya ketika sampai masuk ke dalam tubuh.
“Plastik yang terpapar panas, terutama jenis tertentu, dapat melepaskan zat kimia berbahaya yang bisa masuk ke dalam makanan dan tubuh, menyebabkan masalah kesehatan,” kata dr. Tan dikutip pada Minggu (20/3/2025), dilansir dari Antara.
Lebih lanjut, ia memaparkan, berbagai gangguan kesehatan yang bisa ditimbulkan ketika zat kimia plastik masuk ke dalam tubuh, termasuk gangguan hormonal, masalah reproduksi, dan bahkan risiko kanker.
Lebih aman dengan bungkus daun
Menurut dr. Tan, membungkus ketupat atau lontong dengan bahan alami seperti daun pisang atau janur kelapa jauh lebih aman untuk makanan. Daun-daun tersebut juga akan memberikan aroma wangi yang khas pada ketupat atau lontong.
“Aroma wangi inilah yang menjadi khas dan juga bisa membangkitkan selera makan saat dipadukan dengan hidangan khas hari raya lainnya seperti rendang atau opor ayam,” jelas dr. Tan.
Cara menyimpan ketupat atau lontong yang benar
Masyarakat seringkali membuat ketupat atau lontong dalam jumlah yang banyak untuk ketersediaan stok di hari berikutnya.
Sehingga, memilih menyimpan lontong dan ketupat di kulkas. Agar kualitas makanan ini tetap terjaga, dr. Tan menyarankan, agar menyimpannya di kulkas sebelum dihidangkan kembali.
“Menyimpan lontong sebaiknya sama seperti nasi matang. Masuk kulkas dan kukus ulang saat mau makan,” ujarnya.
Dr. Tan juga mengingatkan kepada masyarakat agar tidak terlalu berlebihan dalam mengonsumsi lontong atau ketupat.
Menurutnya, konsumsi ideal untuk sekali makan adalah satu ukuran ketupat atau lontong yang setara dengan satu porsi nasi atau 150 gram.
Sumber: Kompas.com