JAKARTA – WARTA BOGOR – Imigran asal Arab Saudi yang merupakan pelaku penabrak kerumunan di pasar Natal, di Magdeburg, Jerman, Jumat (20/12/2024), Taleb Al Abdulmohsen pernah membuat pernyataan anti-Islam.
Dalam beberapa bulan terakhir, pernyataan Abdulmohsen di media sosial juga semakin gelap dan mengancam Jerman. Di akun X milik nya, pria 50 tahun ini bahkan secara terbuka menyatakan telah meninggalkan agama Islam.
Dirinya juga kerap menyuarakan simpati terhadap partai sayap kanan Jerman, Alternative for Germany (AfD) yang terkenal anti-Islam. Abdulmohsen bahkan menuduh pemerintahan Kanselir Jerman, Olaf Scholz mempromosikan Islamisasi di negara tersebut.
Abdulmohsen sendiri langsung ditangkap di lokasi serangan mematikan yang menewaskan lima orang dan melukai lebih dari 200 orang lainnya. Otoritas Jerman meyakini ia bertindak sendiri.
Dikutip CNN, Abdulmohsen merupakan seorang psikiater anti pemerintah Kerajaan Saudi yang pindah ke Jerman pada 2006. Setelah menetap di Jerman, ia mulai berbagi saran daring kepada orang-orang lain tentang cara melarikan diri dari rezim represif di Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya melalui platform wearesaudis.net yang ia dirikan.
Pada awal tahun ini, Abdulmohsen mengeluarkan ancaman gelap terhadap Jerman dan rakyatnya secara daring. Ia menulis dalam akun X-nya “Terorisme Jerman akan diadili. Sangat mungkin saya akan mati tahun ini demi keadilan.”
Pernyataan serupa ia buat pada Agustus: “Saya pastikan, jika Jerman ingin perang, kami akan melawan. Jika Jerman ingin membunuh kami, kami akan membantai mereka, mati, atau masuk penjara dengan kebanggaan.”
Diketahui, Al Abdulmohsen bekerja sebagai psikiater di Bernburg sejak Maret 2020, tetapi tidak masuk kerja sejak Oktober 2024 karena cuti dan sakit.
Ia juga terlihat berselisih dengan Atheist Refugee Relief, sebuah NGO Jerman yang mendukung perempuan pelarian Saudi sambil menunggu klaim suaka mereka diproses.
Sementara itu, otoritas Arab Saudi telah memperingatkan otoritas Jerman tentang Al Abdulmohsen sejak 2007, menyebutnya sebagai buronan dan meminta ekstradisinya. Namun, permintaan tersebut ditolak dengan alasan kekhawatiran atas keselamatannya jika kembali ke Saudi.
Otoritas Saudi memberikan empat peringatan resmi ke intelijen Jerman dan Kementerian Luar Negeri Jerman terkait pandangan ekstremis Al Abdulmohsen. Namun, semua peringatan tersebut diabaikan.
Sumber: CNN Indonesia