JAKARTA – WARTA BOGOR – Munculnya bahan bakar baru bermerek Bobibos yang diklaim ramah lingkungan dan setara RON 98 mendapat respons dari pakar energi.
Ketua Pusat Studi Kebijakan Energi dan Pertambangan (Puskep) Universitas Indonesia, Ali Ahmudi, berpendapat bahwa klaim Bobibos sebagai bahan bakar setara RON 98 perlu dikaji secara terbuka agar publik memahami dasar teknologinya.
Menurutnya, bahan bakar dengan nilai oktan tinggi, apalagi memakai bahan nabati, umumnya melalui proses pengolahan yang kompleks dan memerlukan tambahan zat aditif tertentu.
“Apakah betul RON-nya 98, dan bagaimana prosesnya? Dugaan saya ada pencampuran hidrogen untuk melepas O2. Tapi kita tunggu saja penjelasannya bagaimana,” ujar Ali.
Ali menjelaskan, produk dengan RON tinggi pada umumnya dihasilkan dari kilang minyak melalui teknologi pemrosesan yang panjang, termasuk reaksi kimia dengan bantuan katalisator.
Ia mencontohkan, minyak jelantah bisa diubah menjadi biodiesel atau avtur jika mengalami pemecahan rantai hidrokarbon dengan katalis tertentu.
“Secara teknis, bahan bakar nabati murni seperti E100 atau B100 bisa diproduksi tanpa campuran bahan bakar fosil, tapi tetap memerlukan bahan tambahan yang mendukung reaksi konversinya,” kata dia.
Ali menekankan pentingnya transparansi dalam formula, proses produksi, serta hasil uji laboratorium agar publik dapat menilai kualitas, keamanan, dan kesesuaian standar bahan bakar baru tersebut sebelum dipasarkan secara luas.
Sumber: kompas.com