BOGOR – WARTA BOGOR – Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor, Akhmad Saeful Bakhri angkat suara terkait dengan kasus pelecehan seksual pencabulan anak yang terjadi di Kota Bogor. Salah satunya dilakukan oleh seorang kakek yang berprofesi sebagai pengurus mushola atau marbot di Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
Diketahui, 10 bocah yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan kakek tersebut.
Tak hanya itu, di hari yang sama polisi juga mengamankan pimpinan dan pengurus salah satu pondok pesantren di Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor atas kasus yang sama.
Kedua pelaku tega melakukan pelecehan seksual kepada tiga santriwatinya sendiri, dengan modus membujuk dan merayu para santriwatinya.
Akhmad Saeful Bakhri menilai kejahatan seksual terhadap anak perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah, mengingat anak merupakan generasi bangsa yang harus mendapat perlindungan sehingga dapat tumbuh dengan baik tanpa rasa takut.
“Kasus kejahatan seksual terhadap seperti ini, di tengah predikat Kota Bogor sebagai Kota Layak Anak menjadi perlu mendapat perhatian khusus, walaupun bukan berarti dalam Kota Layak Anak ada jaminan zero kasus kekerasan,” ujar Akhmad Saeful Bakhri, Senin (16/10/2023).
Dia juga menambahkan, perlu adanya sistem pendidikan dan pengawasan yang baik, dalam menekan kasus pelecehan dan pencabulan terhadap anak di Kota Bogor.
Akhmad Saeful Bakhri menilai fokus perhatian pemerintah dalam hal ini Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bogor terlihat lebih berfokus kepada penanganan, tetapi bagaimana membangun budaya perlindungan anak dengan pendekatan kewilayahan, berbasis sekolah, maupun berbasis keluarga belum tampak jelas polanya.
Di mana, pemerintah harus membangun kesadaran dan kewaspadaan orang tua, guru, aparat, masyarakat dan seluruh pihak dalam hal ini menjadi sangat penting, karena kejahatan seksual terhadap anak merupakan bahaya laten yang cenderung banyak dilakukan orang-orang terdekat.
“Jangan sampai predikat Kota Layak Anak hanya sebagai gengsi. Pertanyaannya sejauh mana aktifasi PATBM Kota Bogor, lingkungan RT/RW ramah anak, Kelurahan/Kecamatan ramah anak, sejauh mana sekolah ramah anak dan sebagainya. Apalagi dengan visi Bogor sebagai Kota Ramah Keluarga, yang seharusnya ini mendapatkan perhatian khusus,” jelasnya.
Sumber: Radar Bogor