Kementan Atasi Masalah Kekeringan Lahan Sawah di Desa Tanjung Rasa

BOGOR-WARTA BOGOR – Di tengah tantangan kekeringan yang melanda musim tanam kedua tahun ini, sinar harapan kembali muncul bagi para petani di Desa Tanjung Rasa berkat dukungan dari Kementerian Pertanian (Kementan). Bantuan pompa air yang disalurkan Kementan melalui program strategisnya telah berhasil menyelamatkan lahan sawah yang terdampak kekeringan, memberikan semangat baru bagi para petani.

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman dalam berbagai kesempatan menyampaikan bahwa solusi cepat yang ditawarkan saat ini mengatasi krisis pangan adalah PAT. Dia yakin, apabila program tersebut dijalankan, maka Indonesia dapat mewujudkan swasembada dan juga lumbung pangan dunia.

“Ingat saat ini ada banyak negara yang mengalami penurunan produksi dan ada banyak penduduk dunia yang menderita kelaparan. Karena itu harus kita mitigasi dengan solusi cepat,” jelasnya.

Senada, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menyebutkan Penambahan Areal Tanam (PAT) menjadi solusi cepat dalam mitigasi kekeringan akibat El Nino.

Kelompok Tani (Gapoktan) Saluyu 2, yang dipimpin oleh Suharto, menjadi salah satu penerima manfaat utama dari program bantuan ini. Dua unit pompa yang disalurkan oleh Kementan (IR POM) dan Kementerian ESDM (BBG) telah berhasil mengalirkan air untuk menyelamatkan 3.000 m² lahan sawah dari ancaman kekeringan. Meski menghadapi berbagai tantangan, seperti biaya operasional yang cukup besar, semangat para petani tetap tinggi berkat bantuan ini.

“Pompa ini menjadi penyelamat lahan kami di saat-saat genting seperti ini. Kami sangat bersyukur atas perhatian dan bantuan dari Kementerian Pertanian yang begitu peduli dengan nasib petani,” ujar Suharto dengan penuh haru.

Tidak hanya Gapoktan Saluyu 2, Poktan Bungur Jaya yang dipimpin oleh M. Madiun juga merasakan dampak positif dari bantuan pompa air ini. Dua unit pompa dari Dirjen PSP (Honda) dan Kementerian ESDM (BBG) telah berhasil dipasang dan mulai digunakan untuk mengairi 2 hektar lahan sawah.

Meski dihadapkan pada beberapa kendala teknis, seperti pompa BBG yang mudah panas dan pompa Honda yang boros bahan bakar, bantuan ini tetap memberikan harapan besar bagi para petani. Mereka kini dapat melihat masa depan yang lebih cerah, dengan lahan yang kembali hijau dan produktif.

“Kami berterima kasih kepada Kementerian Pertanian yang telah memberikan solusi tepat di saat kami membutuhkannya. Kami yakin dengan dukungan ini, pertanian di desa kami akan terus berkembang,” ungkap M. Madiun penuh harapan.

Gapoktan Tanjung Harapan, yang dipimpin oleh kelompok petani di Desa Tanjung Rasa, juga menerima bantuan pompa air dari Kementan. Meski lahan mereka masih dalam kondisi bera dan menunggu debit air yang lebih tinggi, mereka tidak kehilangan harapan. Dengan bantuan satu unit pompa Yanmar 6 inci 11,5 PK, para petani bersiap untuk memulai musim tanam baru pada Oktober-November 2024 mendatang.

“Saat ini kami memang harus bersabar, namun kami sangat berterima kasih atas perhatian Kementan. Kami yakin, dengan pompa ini, kami bisa kembali menanam di lahan kami begitu musim hujan tiba,” ujar perwakilan Gapoktan.

Bantuan pompa air dari Kementerian Pertanian tidak hanya menjadi solusi teknis, tetapi juga simbol harapan dan kepedulian pemerintah terhadap kesejahteraan petani. Upaya ini menunjukkan komitmen Kementan dalam mendukung pertanian Indonesia, terutama di masa-masa sulit seperti saat ini.

Dengan terus mendampingi para petani melalui program-program strategis, Kementerian Pertanian bersama dengan mahasiswa Polbangtan Bogor dan PPL setempat, membuktikan bahwa pertanian Indonesia memiliki masa depan yang cerah. Bantuan ini diharapkan dapat terus berlanjut dan semakin memperkuat ketahanan pangan di daerah-daerah yang terdampak kekeringan. (agm)